Pembangunan Pertama GKPS Batu Pertama Bangun GKPPD Pakpak Bharat
Ruang Kendari Pembangunan Pertama GKPS Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor, resmi meletakkan batu pertama untuk pembangunan GKPPD Penggean di Desa Bandar Baru, Kecamatan Sttu Jehe. Pada kesempatan itu, ia menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 500 juta secara simbolis kepada panitia pembangunan gereja lokale GKPPD
Dalam sambutannya, Bupati mendorong agar pembangunan fisik selaras dengan penguatan iman jemaat. “Jangan hanya bangun fisik, tapi juga iman jemaatnya,” ujarnya. Ia berharap seluruh masyarakat dapat berkolaborasi demi mewujudkan rumah ibadah yang bermakna bagi komunitas GKPPD di daerah ini
Hadir dalam acara: Sekretaris Jenderal GKPPD pusat, Pendeta Resort Sttu Jehe, Ketua DPRD Pakpak Bharat, serta perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat
Esai Eksploratif – GKPPD Pertama di Pakpak Bharat: Momentum Spiritual & Identity Lokal
Pembangunan GKPPD pertama di Kabupaten Pakpak Bharat menandai tonggak penting dalam afirmasi identitas Pakpak Dairi. Kehadiran gereja tersebut memungkinkan jemaat menggunakan bahasa dan budaya lokal dalam ibadah—suatu aspek krusial dari konservasi identitas suku Pakpak
Sejak era 1960-an, komunitas Pakpak telah berusaha membangun gereja sendiri menggunakan bahasa Pakpak, termasuk menerjemahkan buku Ende sebanyak 200 lagu sebagai materinya. Kini, pembangunan GKPPD di Pakpak Bharat menegaskan semangat kemandirian spiritual dari akar budaya lokal
Melalui proses panjang pendirian panitia dan koordinasi dengan tokoh lokal seperti Gr. L.H. Bako dan St. Tahir Kalang Sinamo, gerakan ini merefleksikan kebangkitan kesadaran atas kebutuhan memiliki ruang ibadah yang mencerminkan nilai dan bahasa suku Pakpak

Baca Juga:Meskipun Berutang pada Rekanan, DJPK Sebut Pemko Tanjungbalai Surplus Rp 75,31 Miliar di APBD
Tabel Ringkasan – Fakta Kunci Pembangunan GKPPD Pakpak Bharat
| Fakta | Keterangan |
|---|---|
| Peletakkan Batu Pertama | 4 Juli 2023 |
| Lokasi | Desa Bandar Baru, Kecamatan Sttu Jehe, Pakpak Bharat |
| Dana Simbolis | Rp 500 juta |
| Tokoh Terlibat | Bupati, Sekjen GKPPD, Pendeta Resort, Ketua DPRD, dll |
| Makna Budaya & Spiritual | Kemandirian budaya ibadah Pakpak Pakpak Dairi |
| Hakim Identitas Lokal | Bahasa, musik, struktur jemaat lokal |
Pembangunan Pertama GKPS Opini Kebijakan & Sosial – Peran Pemerintah Daerah dalam Kemandirian Ibadah Lokal
Dukungan pemerintah terhadap pembangunan GKPPD pertama di Pakpak Bharat menunjukkan model sinergi yang menghargai pluralisme dan keberagaman identitas agama di daerah. Dengan memberikan hibah lahan dan bantuan dana, Pemkab Pakpak Bharat menyiratkan komitmen bukan hanya terhadap pembangunan fisik tetapi juga terhadap inklusi sosial dan spiritualitas lokal
Pdt. Idof Vandro Apriandy Purba selaku pengurus pembangunan mencerminkan nilai komitmen warga serta semangat gotong royong. Pendekatan ini memberi contoh bagi daerah lain di Indonesia bahwa pengembangan tempat ibadah harus menyeimbangkan antara aspek fisik, budaya dan iman bersama masyarakat setempat
Pembangunan Pertama GKPS Perspektif Reflektif – Dari Zaman Zending ke Kemandirian GKPPD
Sejarah pembentukan GKPPD (sejak pemisahan dari HKBP tahun 1991) sudah memperlihatkan tekad komunitas Pakpak Dairi untuk memiliki gereja dengan pelayanan berbasis budaya lokal. GKPPD telah menjadi institusi Kristen Protestan toleran yang aktif berafiliasi dengan lembaga LWF dan PGI internasional
Peletakan batu pertama di Pakpak Bharat bukan hanya simbol pembangunan fisik, melainkan representasi kesinambungan perjalanan panjang menuju gereja yang merdeka secara budaya dan spiritual. Ini adalah bukti bahwa akar lokal terus dihidupkan hingga generasi sekarang.
Kesimpulan
Pembangunan GKPPD pertama di Kabupaten Pakpak Bharat adalah momen bersejarah yang melambangkan afirmasi budaya, dukungan pemerintah daerah, serta semangat kebersamaan jemaat Pakpak. Inisiatif ini bukan sekadar mendirikan gedung, tetapi juga memperkuat identitas spiritual Pakpak Dairi dalam bingkai kebersamaan dan toleransi. Ke depan, rumah ibadah ini diharapkan menjadi pusat kebangunan iman yang inklusif dan berbudaya lokal.


