1. Meskipun Berutang Rp 30 Miliar, APBD Tanjungbalai Laporan Surplus Rp 75 Miliar
Ruang Kendari Meskipun Berutang Meskipun Pemko Tanjungbalai harus menanggung utang proyek hingga Rp 30 miliar, data dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) mencatat surplus APBD hingga Rp 75,31 miliar per Juli 2025. Dengan realisasi pendapatan daerah Rp 300,41 miliar dan belanja Rp 225,16 miliar, defisit pada awal tahun berhasil dibalik menjadi surplus
2. Surplus Rp 75 M, Tapi Ada ‘Utang Proyek’ yang Mengganjal
Pendapatan Tanjungbalai naik hampir 50 % dari anggaran Rp 710,75 miliar, dengan PAD Rp 50,34 miliar dan dana pusat Rp 239,89 miliar. Namun di balik hasil positif tersebut, terselip utang proyek sebesar Rp 30 miliar yang membebani neraca keuangan .

Baca Juga:Gandeng Anak Muda dan Disabilitas, Bawaslu Buka Pendidikan Partisipatif di Sumut
3. Cerminan Reformasi, APBD Tanjungbalai Surplus Meski Diwarnai Kriminalisasi Uang
Kota pelabuhan ini mengalami defisit awal akibat pengurangan transfer dan utang lama; namun, perusahaan belanja daerah yang terkendali mampu mencatat surplus. Pendapatan melampaui belanja hingga Rp 75 miliar, meski sebagian dana dialokasikan untuk menambal utang proyek sebelumnya .
4. Surplus Rekor di Tengah Krisis, Pemko Tetap Waspadai Kewajiban Utang
Bila awal tahun deficit mencapai puluhan miliar, kini Pemko Tanjungbalai mencatat surplus Rp 75,31 miliar. Meski begitu, belanja modal sangat kecil (Rp 1,5 miliar) dibanding belanja pegawai dan barang-jasa. Utang proyek sebesar Rp 30 miliar dari tahun sebelumnya masih perlu diselesaikan
5. APBD Tanjungbalai: Sektor Pegawai Lebih ‘Besar’, Surplus di Balik Utang
Belanja pegawai mendominasi (Rp 147,94 miliar), barang dan jasa Rp 72,71 miliar, sementara belanja modal hanya Rp 1,5 miliar. Meski demikian, surplus tetap tercapai karena pendapatan daerah mencapai Rp 300,41 miliar. Utang proyek pun jadi beban tersendiri .
6. Strategi Fiskal Tanjungbalai: Minimalkan Belanja, Maksimalkan Surplus
Rasio belanja terhadap pendapatan hanya sekitar 75 %, memungkinkan dana lebih untuk ditabung. Terbukanya ruang fiskal inilah yang menghasilkan surplus Rp 75 miliar, meski Pemko masih menanggung kewajiban utang proyek dan persiapan pembayaran TPP serta gaji pegawai honorer .
7. Meskipun Berutang: Kabar Baik APBD Tanjungbalai dan Bayang-bayang Utang
Hasil realisasi APBD menunjukkan surplus signifikan, menandakan efisiensi. Namun, kewajiban utang proyek tahun lalu seolah menjadi beban, memaksa Pemko mencari solusi jangka panjang seperti efisiensi pada OPD, serupa reformasi di daerah lain .
8. Meskipun Berutang: ‘Kisah Kebangkitan’ APBD Kota Tanjungbalai
Setelah sempat defisit akibat pengurangan dana pusat dan utang tonggakan, Tanjungbalai mampu membalik keadaan dengan mengendalikan belanja. Surplus Rp 75 miliar jadi sinyal penguatan keuangan daerah—meski tantangan pembayaran utang tetap ada .
Ringkasan Data Per Juli 2025:
-
Pendapatan daerah: Rp 300,41 miliar (PAD Rp 50,34 miliar, transfer pusat Rp 239,89 miliar, lainnya Rp 10,18 miliar)
-
Realiasi belanja: Rp 225,16 miliar (Pegawai Rp 147,94 miliar, barang-jasa Rp 72,71 miliar, modal Rp 1,5 miliar)
-
Surplus: Rp 75,31 miliar
-
Utang proyek: Rp 30 miliar (TA 2024)
Kesimpulan
Surplus saat ini menunjukkan efektivitas pengelolaan APBD Tanjungbalai. Namun, keberlanjutan fiskalnya masih bergantung pada penyelesaian utang proyek, pengelolaan belanja provinsi, dan kemampuan menggenjot PAD agar tidak hanya tergantung pada dana pusat.



