Kendari – Nelayan di Kendari Bisa Lihat Prakiraan Cuaca hingga Gelombang Laut Lewat Platform Digital INAWIS. Nelayan di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dapat memanfaatkan INAWIS untuk mengetahui prakiraan cuaca, potensi area penangkapan ikan, hingga gelombang laut.
INAWIS atau Indonesia Weather Information for Shipping adalah sistem informasi cuaca maritim dan data kelautan bagi nelayan dan pengguna transportasi laut lainnya. Seperti diungkapkan Direktur Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Eko Prasetyo, saat hadir di Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di Kendari.
“INAWIS BMKG sudah dibangun sejak 2019 dan terus ditingkatkan kemampuan teknologi dan informasinya sesuai kebutuhan nelayan,” katanya, Kamis (23/10/2025). Eko mengatakan masyarakat nelayan bisa mengakses platform digital tersebut secara mandiri pada laman https://maritim.bmkg.go.id/inawis
Di sana, akan ditampilkan prediksi gelombang 10 hari ke depan, angin dan arus laut, potensi ikan, serta daerah-daerah aman untuk berlayar. Berdasarkan datanya, saat ini perairan di wilayah Sultra dinyatakan kondusif untuk dilakukan kegiatan sehingga para nelayan bisa mengoptimalkan penangkapan ikan.
Eko berharap, INAWIS bisa digunakan dalam merencanakan kegiatan berlayar dengan baik dan meminimalisir risiko bagi nelayan. Seperti diungkapkan Direktur Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Eko Prasetyo, saat hadir di Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di Kendari.
Baca Juga : Penggasak Uang Rp4 Juta di Kios Kendari Dibekuk Buser77 Polresta, Ngaku Terdesak Utang

Menurut Asisten III Pemerintah Kota Kendari, Imran Ismail, masa paceklik pelaut biasanya terjadi pada Mei hingga Agustus. INAWIS atau Indonesia Weather Information for Shipping adalah sistem informasi cuaca maritim dan data kelautan bagi nelayan dan pengguna transportasi laut lainnya
Hal itu karena fenomena cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan kerugian dan berdampak besar pada pendapatan nelayan. Tetapi akibat perubahan iklim, masa paceklik maupun puncak produksi ikan kita juga tidak menentu,” ujar mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kendari ini. Menurut Asisten III Pemerintah Kota Kendari, Imran Ismail, masa paceklik pelaut biasanya terjadi pada Mei hingga Agustus.
Oleh karenanya, penerapan teknologi dinilai sangat penting terutama bagi masyarakat yang menggantungkan mata pencahariannya di laut. Selain itu, nelayan juga diminta untuk beradaptasi ketika masa paceklik misalnya berdagang di darat. Bersumber dari data DKP Kota Kendari, produksi ikan pada masa tangkapan ikan mencapai 30 ribu ton setiap tahun.





