, ,

Meski Pemerintahan Madagaskar Dibubarkan, Aksi Protes Masih Berlanjut

oleh -73 Dilihat

Kendari – Meski Pemerintahan Madagaskar Dibubarkan, Aksi Protes Masih Berlanjut. Ratusan pengunjuk rasa yang didominasi kaum muda kembali turun ke jalan di ibu kota Madagaskar, Antananarivo, Selasa (30/9/2025). Padahal Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina, telah mengabulkan sebagian tuntutan para pendemo dengan membubarkan pemerintahan. Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina, membubarkan pemerintah setelah gelombang protes besar-besaran melanda Negara itu. Aksi demontrasi dipicu oleh pemadaman listrik  san gangguan pasokan air.

Saat tampil di stasiun televisi milik pemerintah, Sabtu (27/9/2025), Rajoelina mengatakan ingin membuka ruang dialog dengan para demonstran. Dia juga berjanji untuk mendukung para pengusaha yang terdampak penjarahan.

Namun, hal itu tampaknya tidak memuaskan para pengunjuk rasa. Melalui akun Facebook, mereka menyatakan kecewa dengan pernyataan Rajoelina dan menuntut dia beserta anggota pemerintahannya untuk meminta maaf. Unjuk rasa yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut ini yang menjadi yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Dalam pidatonya di Televisi Nasional, Rajoelina meminta maaf atas kinerja pemerintah.

Sebagian pengunjuk rasa bahkan memperlihatkan poster bertuliskan “Kami Butuh Air, Kami Butuh Listrik, Rajoelina Turun”. Aksi unjuk rasa kemudian meluas ke kota Fenoarivo, sekitar 20 kilometer barat Antananarivo.

Aksi serupa terjadi di Mahajanga yang berjarak 510 kilometer barat laut ibu kota negara itu. Serta di Diego Suarez yang berlokasi 950 kilometer sebelah utara Antananarivo. Rajoelina mengakui bahwa masalah listrik dan air telah sangat mempengaruhi kehidupan rakyat. Ia juga berjanji akan membuka pengajuan calon perdana mentri baru dalam tiga hari sebelum membentuk pemerintahan baru.

Baca Juga : Filipina Akan Undang Putin Hadiri KTT ASEAN 2026

Meski Pemerintahan Madagaskar
Meski Pemerintahan Madagaskar

Pemerintah Madagascar belum memberikan komentar terhadap tuntutan pendemo yang menginginkan akses air dan listrik. Sementara itu, PBB melaporkan sedikitnya 22 tewas dan lebih dari 100 luka-luka sejak dimulainya aksi protes pada pekan lalu.

Namun, Kementerian Luar Negeri Madagaskar menolak klaim jumlah korban dari PBB tersebut. Alasannya, data-data tersebut bukan berasal dari sumber pemerintah yang kompeten, tetapi dari isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Pergerakan pemuda dari kalangan Gen Z ini disebut-sebut sebagai yang terbesar di Madagaskar dalam beberapa tahun terakhir. Ini menjadi tantangan yang sangat serius bagi Rajoelina sejak dirinya terpilih kembali sebagai Presiden pada 2023.

Shoppe Mall

No More Posts Available.

No more pages to load.